hidup dan menjalani hidup adalah salah satu hal yang patut disyukuri...
nikmati dan syukuri hidup yang aku,kamu,dan semua orang jalani....^^
love ur life...
Dinta Astungkara
Kamis, 07 April 2011
Selasa, 05 April 2011
Kuretase, ENAP dan Gingivektomi
- A. Kuretase
Indikasi
- Poket supraboni yang dangkal dengan dinding poket yang meradang dan oedematus ( ≤ 5 mm).
- Poket infraboni yang dapat dicapai oleh alat (misalnya: gigi anterior).
- Dinding poket fibrotik
- Poket yang dalam
- Keterlibatan percabangan akar
- Daerah yang sulit dijangkau/asesibilitas
- Skeling dan root planing kunjungan I
- Anaestesi lokal dgn cytoject
- Masukkan kuret // aksisi gigi sampai dasar poket, sisi tajam pada epitel sulkuler
- Lakukan pengerokan (kuret) beberapa kali
- Irigasi
- Tekan daerah operasi 3-5 menit
- Suturing tentative
- Aplikasi periodontal dressing
- Kontrol 1 minggu
- Kuretase gingival
- Kuretase subgingival
Ket. A. Menghilangkan dinding poket. B. Menghilangkan epithelium junction dan jaringan granulasi. C. Prosedur selesai.
- B. Excisional New Attachment Procedure (ENAP)
Indikasi
- Indikasi umum = kuretase
- Jika diperlukan eksisi
- Gingiva keratin adekuat
- Localized regio anterior, papilla interdental
- Periodontitis ringan/sedang
- Periodontitis berat poket dalam
- Poket infrabony
- Gingiva keratin sempit
- Kerusakan tulang alveolar
- Jaringan hiperplastik
- Keterlibatan furkasi
- Daerah interproksimal sulit dijangkau
- Anestesi (blok/infiltrasi)
- Diukur kedalaman poket dengan poket probe
- Dilakukan insisi di bagian dalam dari dinding poket (internal bevel incision) dari margin gingival menuju dasar poket.
- Dilakukan eksisi dan penghalusan permukaan akar.
- Dilakukan irigasi dengan larutan salin atau H2O2 3%
- Bila gingival di bagian bukal dan lingual bisa ketemu dilakukan penjahitan, bila tidak kontur dari tulang dibentuk (rekonturing) hingga gingival di bagian bukal dan lingual dapat bertemu dan dijahit.
- Luka ditutup dengan periodontal pek. Periodontal pek dilepas setelah 1 minggu dan dianjurkan untuk melakukan oral fisioterapi dengan baik.
- C. Gingivektomi
Indikasi
- Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang tetap ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang cermat berkali-kali, dan keadaan dimana prosedur gingivektomi akan menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
- Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket “sesungguhnya” dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas gingiva yang cukup besar. Bila jaringan gingiva merupakan jaringan fibrosa, gingivektomi merupakan cara perawatan yang paling cocok dan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
- Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana terdapat daerah perlekatan gingiva yang cukup lebar.
- Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.
- Flap perikoronal.
- Adanya kelainan (poket) dimana diperlukan pembentukan/perbaikan kontur dari tulang untuk memperbaiki morfologi.
- Dasar poket terletak di daerah mukogingival junction.
- Pada keadaan yang mementingkan estetik, seperti pada bagian anterior maksila.
- Anestesi
- Menandai poket
- Insisi gingivektomi
Insisi harus dibuat di sebelah apical dari tanda yang sudah dibuat yaitu di apical dasar poket dan bersudut 450 sehingga blade dapat menembus seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang kontinu (tidak berupa insisi sabit yang terputus) dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur jaringan yang ramping; bila insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pasca operasi yang kurang memuaskan. Kesalahan yang paling sering dibuat pada operasi ini adalah insisi pada posisi koronal sehingga dinding dasar poket tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembali. Setelah pembuatan insisi bevel, dapat dibuat insisi horizontal di antara setiap daerah interdental dengan menggunakan blade yang mempunyai pegangan skapel konvensional, untuk memisahkan sisa jaringan periodontal.
- Pemotongan Jaringan
- Skaling dan root planning
Dressing periodontal harus dipasang dengan hati-hati sehingga dapat menutupi daerah luka dan mengisi seluruh ruang interdental. Dressing harus dimuscle trimming dengan cara menggerakkan bibir, pipi dan lidah dan semua kelebihan dressing pada permukaan oklusal harus dibersihkan.
- Perawatan pascaoperasi
- Hindari makan atau minum selama 1 jam.
- Jangan minum-minuman panas atau alkohol selama 24 jam. Jangan berkumur-kumur satu hari setelah operasi.
- Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan kunyahlah makanan dengan sisi yang tidak dioperasi.
- Minumlah analgesik bila anda merasa sakit setelah efek anestesi hilang. Aspirin merupakan kontraindikasi selama 24 jam.
- Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur klorheksidin di pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan pengontrolan plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. Teh, kopi dan rokok harus dihindari bila anda menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk mengurangi stain.
- Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan; jangan berkumur; hubungi dokter anda bila perdarahan tidak juga berhenti.
- Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
- Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul 2-3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter anda.
Setelah dressing dibuka, dapat diberikan instruksi perawatan selanjutnya. Larutan kumur klorheksidin dapat tetap digunakan setiap pagi dan malam hari selama satu minggu, pemakaian yang berkepanjangan dapat menimbulkan stain yang sulit dibersihkan. Pasien harus diberi dorongan untuk segera menyikat giginya dengan sikat lembut dan air hangat.
Setelah 2 minggu, luka dapat diperiksa dan gigi dibersihkan. Kebersihan mulut penderita harus diperiksa ulang sampai semuanya memuaskan dan pemulihan sempurna, baru kemudian dijadwalkan pengontrolan ulang dengen interval 3-6 bulan kemudian.
- D. Bedah Flap Periodontal untuk Perawatan Poket
Flap periodontal adalah memisahkan gingival/mukosa dengan jaringan dibawahnya sehingga pandangan terhadap permukaan tulang dan akar gigi menjadi luas sehingga jaringan granulasi, semen yang nekrotik maupun kalkulus subgingiva akan mudah dikeluarkan.
Bedah flap periodontal dapat dilakukan:
- Partial thickness flap, yaitu pemisahan gingival tanpa mengikutsertakan perios, sehingga permukaan tulang masih tertutup dengan perios
- Semua tipe periodontitis
- Kedalaman poket lebih 6 mm
- Attached gingiva sempit
- Jika diperlukan tindakan osteoplasty/ostectomy
- Full thickness flap, yaitu semua jaringan lunak termasuk perios dipisahkan dari tulang.
- Kerusakan tulang tidak teratur
- Jika diperlukan osteoplasty
- Hemiseksi gigi/reseksi akar gigi
- Keperluan implant
- Kasus-kasus partial flap reflection
Prosedur
- Anestesi dapat blok atau infiltrasi
- Menentukan kedalaman dari poket
- Dibuat irisan vertikal
- Dibuat irisan horizontal
- Flap dibuat dengan cara melepaskan gingival dari tulang.
- Jaringan granulasi diambil dengan kuret. Kalkulus, semen yang nekrotik dibersihkan. Flap bagian dalam dikuret sehingga bersih dari jaringan granulasi atau yang mengalami kerusakan.
- Margin gingival yang tidak sempurna bentuknya dipotong untuk mendapatkan bentuk yang baik.
- Dilakukan irigasi dengan larutan salin atau H2O2 3 %.
- Setelah terbentuk blood clots dengan hati-hati flap dikembalikan, ditekan-tekan dengan kasa steril dan dijahit pada tiap-tiap interdental papil dan pada irisan vertical.
- Luka ditutup dengan periodontal pek.
Flap gingiva adalah kuretase subgingiva yang dikerjakan dengan pisau. Bagian yang terletak lebih dalam (epitel, perlekatan epitel dan jaringan granulomatus) pada poket periodontal dieksisi dan jaringan gingiva yang tersisa dilekatkan kembali ke permukaan akar gigi yang telah dibersihkan, agar membentuk perlekatan baru selama proses penyembuhan. Flap gingiva tidak pernah dibuat melebihi partautan mukogingiva. Jadi, gingiva tetap melekat ke tulang alveolar.
Indikasi
- Poket subraboni dengan kedalaman dangkal hingga moderat (5 mm atau kurang) dapat memiliki lebar serta ketebalan jaringan berkeratin yang cukup.
- Regio anterior, dimana estetik menjadi pertimbangan dan diperlukan akses yang baik ke permukaan akar untruk melakukan root planing.
- Zona jaringan berkeratin yang tersedia tidak mencukupi.
- Terdapat cacat tulang yang memerlukan koreksi.
- Terdapt poket palsu yang memerlukan koreksi.
Setelah pasien dapat menjalankan pengendalian plak yang baik dan fase pengendalian bakteri telah selesai dilaksanakan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
- Anestesi daerah yang akan dibedah.
- Buat insisi internal dengan bevel menggunakan pisau bedah dari mulai tepi jaringan gingiva ke arah apikal hingga mencapai puncak tulang alveolar.
- Gerakkan pisau bedah ke arah interproksimal baik pada aspek fasial dan lingual sedemikian rupa, hingga papila interdental dapat dipertahankan sebanyak mungkin. Maksud dari langkah ini adalah untuk memotong bagian dalam dinding jaringan lunak poket, di sekeliling permukaan gigi. Flap tidak dilepaskan seluruhnya dari perlekatannya ke tulang alveolar (berbeda dari flap mukoperiosteal).
- Insisi sekunder dibuat dari dasar poket melewati serabut puncak tulang alveolar ke arah puncak tulang alveolar dan ke arah interproksimal melewati serabut transeptal.
- Buang jaringan yang telah dieksisi dengan kuret.
- Bersihkan semua sementum nekrotik denga cermat. Permukaan akar harus menjadi keras dan halus, bebas dari plak dan kalkulus. Serabut jaringan ikat yang mendukung lebar biologis dan masih melekat ke permukaan gigi sekitar 1-2 mm koronal terhadap puncak alveolar tidak boleh dihilangkan.
- Bilas daerah operasi dengan air steril atau larutan normal saline steril, kemudian periksa kembali permukaan akar, apakah masih ada plak atau kalkulus yang tertinggal dan hilangkan bekuan darah yang terlampau besar.
- Lekatkan kembali tepi flap ke permukaan akar. Apabila tepi-tepi tersebut tidak dapat beradaptasi dengan baik, bentuklah tulang di bawahnya hingga tercapai perlekatan tepi flap yang baik.
- Jahit di bagian interproksimal dengan jahitan terputus atau matras vertikal.
11. Pasang dresing periodontal menutupi daerah operasi, jaga jangan sampi dresing masuk di antara gigi dan jaringan.
12. Lepaskan dresing dan buka jahitan pada hari ke 7 hingga ke 10, dan poles daerah tersebut.
13. Ulangi instruksi pengendalian plak di daerah operasi pada pasien. Latih pasien untuk menyikat gigi dan menggunakan benang gigi di daerah tersebut dengan cermat dan hati-hati. Teknik menyikat gigi roll dan penggunaan benang gigi di daerah tepi gingiva selama periode penyembuhan awal dapat memberikan kontrol plak yang baik tanpa mengganggu proses penyembuhan jaringan gingiva terhadap permukaan gigi. Kebersihan bergantung pada pengendalian plak selama masa kritis 4 mingu pertama proses penyembuhan.
14. Poles permukaan gigi seminggu sekali, selam 4 minggu pascaoperasi.
15. Jangan lakukan probing selama waktu 3 bulan pascaoperasi, agar perlekatan epitel dan serabut jaringan ikat ke permukaan gigi terbentuk dengan sempurna.
- E. Cara Mengukur Kedalaman Poket
Menurut Carranza (1990), kedalaman poket dibedakan menjadi dua
jenis, antara lain:
- Kedalaman biologis
- Kedalaman klinis atau kedalaman probing
Ket. Probe “berjalan” untuk mengetahui poket dan perluasannya.
(Carranza, 1990)
Untuk mendeteksi adanya interdental craters, maka probe diletakkan secara oblique baik dari permukaan fasial dan lingual sehingga dapat mengekplorasi titik terdalam pada poket yang terletak di bawah titik kontak (Carranza, 1990).
Ket. Insersi probe secara vertikal (kiri) tidak mendeteksi
interdental crater; probe dengan posisi oblique (kanan)
mencapai titik terdalam crater.
(Carranza, 1990)
Pada gigi berakar jamak harus diperiksa dengan teliti adanya keterlibatan furkasi. Probe dengan desain khusus (Nabers probe) memudahkan dan lebih akurat untuk mengekplorasi komponen horizontal pada lesi furkasi (Carranza, 1990).
Ket. Eksplorasi dengan probe periodontal (kiri); Nabers probe (kanan) (Carranza, 1990)
Selain kedalaman poket, hal lain yang penting dalam diagnostik adalah penentuan tingkat perlekatan (level of attachment). Kedalaman poket adalah jarak antara dasar poket dan margin gingiva. Kedalaman poket dapat berubah dari waktu ke waktu walaupun pada kasus yang tidak dirawat sehingga posisi margin gingiva pun berubah. Poket yang dangkal pada 1/3 apikal akar memiliki kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan poket dalam yang melekat pada 1/3 koronal akar. Cara untuk menentukan tingkat perlekatan adalah pada saat margin gingiva berada pada mahkota anatomis, tingkat perlekatan ditentukan dengan mengurangi kedalaman poket dengan jarak antara margin gingiva hingga cemento-enamel junction (Carranza, 1990).
Insersi probe pada dasar poket akan mengeluarkan darah apabila gingiva mengalami inflamasi dan epithelium poket atrofi atau terulserasi. Untuk mengecek perdarahan setelah probing, probe perlahan-lahan dumasukkan ke dasar poket dan dengan berpindah sepanjang dinding poket. Perdarahan seringkali muncul segera setelah penarikan probe, namun perdarahan juga sering tertunda hingga 30-60 detik setelah probing (Carranza, 1990).
Sumber :
- Manson J.D, Eley B.M. Buku Ajar Periodonti. In: drg. Susianti Kentjana, Editor. 1993. p.178-182
- Diktat Periodontologi III (Jaringan Periodonsium) oleh drg. Christy Mintjelungan.
- Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Gingival Surgical Techniques. In: Carranza FA, editor. Clinical Periodontology Tenth Edition.
- Syaifi Ahmad. Materi Kuliah Bedah Periodontal. [serial online] [cited 31 Januari 2011]. Available from : URL: http://fkgugm06.files.wordpress.com/2010/06/bedah-perio-1.ppt
Langganan:
Postingan (Atom)